Soal No. 1

GERHANA MATAHARI 2016

Raharto, M. (langitselatan.com) - Bumi, Bulan dan Matahari membentuk sebuah sistem yang dapat membangkitkan fenomena di langit misalnya fasa Bulan Purnama, fasa Bulan Mati, fasa Bulan Separuh (kuartir awal dan akhir) dan juga gerhana Bulan maupun gerhana Matahari. Setiap bulan berlangsung fenomena Bulan Mati dimana secara praktis pemandangan Bulan di langit tak dapat ditemukan oleh mata telanjang manusia. Dalam istilah astronomi momen fasa Bulan Mati tersebut dinamakan konjungsi atau ijtimak. Pada momen tersebut kedudukan Bulan di langit berdekatan dengan Matahari, dan keduanya berada pada bujur ekliptika yang sama. Kedudukan Matahari selalu di arah ekliptika, bila pada saat fenomena Bulan mati tersebut Bulan dan Matahari berada di dekat titik simpul orbit Bulan  terhadap ekliptika maka akan berlangsung gerhana Matahari seperti Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 dan Gerhana Matahari Cincin pada 1 September 2016.

Fenomena alam tertutupnya seluruh bundaran Matahari oleh bundaran Bulan merupakan fenomena langka bagi yang hendak menyaksikannya secara langsung. Jarak Bumi ke Matahari sekitar 400 kali lebih jauh dari jarak Bumi ke Bulan. Bentuk orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips oleh karena itu jarak Bumi – Bulan setiap saat berubah. Demikian pula bentuk orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips, oleh karena itu jarak Bumi – Matahari juga tidak tetap. Variasi jarak Bumi ke Bulan bisa mencapai 12% dari harga rata – rata 384.400 km dan variasi jarak Bumi ke Matahari bisa mencapai 3% dari harga rata – rata 149.597.870.700 km.

Akibat orbit Bulan mengelilingi Bumi maupun Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips maka perbandingan jarak tersebut bisa bervariasi antara 362 – hingga 419 kali. Diameter Bulan tetap yaitu 3 476 km sekitar 400 kali lebih kecil dari diameter Matahari yaitu 1.392.000 km, sehingga penampakan bundaran Bulan dan Matahari di langit tampak hampir sama, walaupun sebenarnya bundaran Bulan dibanding bundaran Matahari di langit bisa bervariasi antara 95% hingga 110%. Kedekatan kedudukan Matahari di titik simpul dan variasi perbandingan diameter sudut bundaran Bulan dibanding bundaran Matahari ini menjadi penyebab bisa terjadinya ragam gerhana Matahari yaitu Gerhana Matahari

 

Sebagian (GMS), Gerhana Matahari Total (GMT), Gerhana Matahari Cincin (GMC) dan Gerhana Matahari Hibrida (GMH).

Beberapa tetapan-tetapan penting:

 

Tetapan Stefan-Boltzman  \small \sigma = 5,67X10^{-8}\:W/m^2/K^4

Tetapan Gravitasi   \small G=6,67\: X \small 10^{-11} \small N \: m^2\: kg^{-2} \small [N=Newton]

Gerhana Matahari Total tidak selalu terjadi saat konjungsi karena ...

A. Matahari berada di ekliptika sedang Bulan tidak pernah berada ekliptika

B. orbit Bulan menyilang 5 derajat terhadap ekliptika

C. Bulan selalu berada di ekliptika sedang Matahari tidak pernah

D. Matahari dan Bulan selalu berada di ekliptika

E. Bumi dan Bulan selalu menyilang 5 derajat terhadap ekliptika