Soal No. 2

Salah satu kelemahan penggunaan sistem tradisional kontrol tunggal ekspresi gen rekombinan berbasis operon lac adalah rendahnya titrabilitas ekspresi gen dan tingginya ekspresi basal. Penyisipan Riboswitch di antara komponen lac operon dan kodon start suatu gen menciptakan dual kontrol translasi-transkripsi yang dapat memperketat ekspresi gen sekaligus mengoptimalkan titrabilitas ekspresi gen. Sebuah penelitian 
dilakukan untuk mengetahui pengaruh mutasi pada N-terrninal GFP terhadap efesiensi kerja Riboswitch (gambar A). Untuk memperoleh mutant dengan titrabilitas yang baik, dilakukan dua kali tahapan seleksi menggunakan F ACS (Fluorescence Activated Cell Sorting). Sel-sel dari tahapan pertama kemudian diuji lagi level ekspresinya untuk 
penapihan tahapan kedua, dan diseleksi I 0% dengan level ekspresi tertinggi dibawah kontrol IPTG dan PPDA (hgan untuk riboswitch) (Gambar B). Sel-sel mutan yang diperoleh dari tahapan kedua kemudian dicuplik secara acak, dan diuji titrabilitas ekspresi gennya (Gambar C). 

\Deltariboswitch = strain dengan sistem regulasi tunggal gen GFP (tanpa riboswitch), WT = strain dengan urutan wild type dari Ni-terminal gen GFP, negative control = strain yang tidak membawa gen GFP. RFU= Relative Fluorescence Unit 

Tentukan apakah pemyataan berik:ut benar atau salah. 
A. Hasil yang berbeda mungkin akan diperoleh jika pada tahapan penapihan mutan dimulai dari seleksi populasi sel dengan level ekspresi yang paling tinggi untuk selanjutnya diseleksi kembali pada tahapan kedua terhadap sel-sel dengan level ekspresi yang paling renda 
B. Mutant 8 memiliki level titrabilitas ekspresi GFP yang lebih optimal jika 
dibandingkan dengan WT 
C. Mutant 1 memiliki kualitas titrabilitas yang paling tinggi dibandingkan strain mutan yang lainnya 
D. Pada beberapa strain mutan dengan level titrabilitas yang rendah, interaksi daerah Nterminal gen GFP dan riboswitch mungkin menghasilkan struktur sekunder yang relatif kuat.